b. Latar Belakang
Pendidikan Jasmani dan olahraga perlu semakin ditingkatkan dan di masyarakatkan sebagai cara pembinaan kesehatan jasmani dan rohani bagi setiap anggota masyarakat. Selanjutnya perlu ditingkatkan usaha-usaha pembinaan dan peningkatan prestasi dalam berbagai cabang olahraga. Untuk itu perlu ditingkatkan kemampuian sarana dan prasarana pendidikan jasmani dan olahraga termasuk para pendidik, pelatih dan penggeraknya dan digalakkan gerakan untuk memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat (Kamal Johana, supandi : 1990 : 9).
Selama ini perkembangan olahraga semakin pesat bahkan sudah memasyarakat, sehingga sebagian masyarakat telah memandang olahraga sudah menjadi bagian dalam hidupnya, bahwa mekakukan olahraga merupakan suatu yang sama pentingnya dengan kebutuhan lainnya. Sudah sewajarnya apabila kebutuhan sarana dan prasarana perlu ada dan ditingkatkan supaya dapat melakukan kegiatan olahraga perlu didasari bahwa sarana dan prasarana sangat dibutuhkan dalam melakukan olahraga, karena tanpa sarana dan prasarana olahraga tidak dapat berkembang sesuai dengan perkembangan olahraga di Negara lain.
Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktifitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola prilaku individu yang bersangkutan. Pendidikan jasmani menurut Soepartono (2000 : 1) merupakan pendidikan yang menggunakan aktifitas sebagai media utama untuk mencapai tujuan. Adapun tujuan pendidikan jasmani menurut Depdiknas (2004 : 6) pada situs skripsi sarana dan prasarana adalah :
1. Meletakkan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam pendidikan jasmani
2. Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran pendidikan jasmani
3. Mengembangkan sikap sportif, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis melalui aktifitas jasmani.
Menurut Abror Hisyam pada situs skripsi pdf sarana dan prasarana mengemukakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sarana dan prasarana yaitu :
1. Pertambahan jumlah penduduk;
2. Makin meluasnya daerah kota-kota;
3. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti dan pentingnya olahraga;
4. Mobilitas transportasi meningkat;
5. Berkurangnya lapangan terbuka;
6. Meningkatnya mekanisme dalam industri;
7. Arus perpindahan penduduk dari desa ke kota;
8. Meningkatnya taraf hidup sosial ekonomi dan budaya
Dengan hal diatas maka sekolah seharusnya menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai dan akan lebih bagus kalau setiap sekolah mempunyai sarana dan prasarana yang di perlukan dalam pengajaran pendidikan jasmani (Penjas). Kurangnya sarana dan prasarana di sekolah, maka seorang guru penjaskes di tuntut untuk berkreatifitas dalam penyampaian materi dengan sarana dan prasarana yang kurang memenuhi. Dengan demikian di sekolah-sekolah seharusnya disediakan sarana dan prasarana yang seluas-luasnya agar pelaksanaan pendidikan jasmani dan kesehatan dapat berjalan sesuai dengan kurikulum yang ada.
Kegiatan olahraga merupakan kebutuhan yang penting terutama pada saat sekarang ini, manusia setiap hari selalu bergelut dengan kegiatan rutin yang sebagian besar dilakukan di dalam ruangan. Hal ini menyebabkan aktifitas gerak badan sangat minim. Apabila tubuh kurang gerak, maka akan berdampak pada timbulnya berbagai penyakit seperti kegemukan, tekanan darah tinggi bahkan penyakit jantung.
Untuk dapat melakukan aktifitas olahraga dengan baik, diperlukan alat atau sarana yang mendukung kagiatan tersebut. Sarana olahraga adalah sesuatu alat atau bahan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sebagai contoh sarana olahraga/ pendidikan jasmani adalah bola yang dipakai dalam bermain sepak bola, tongkat yang dipakai pada nomor lari estafet dalam olahraga atletik dan lain-lain. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggarakannya suatu kegiatan atau proses pembelajaran penjas.
Harus diakui bahwa sarana dan prasarana olahraga yang ada disekolah-sekolah maju lebih baik dibandingkan fasilitas sarana dan prasarana olahraga disekolah yang belum begitu maju, namun begitupun setiap sekolah perlu meningkatkan mutu dan jumlah sarana dan prasarana olahraga, sehingga tujuan dan fungsi pendidikan jasmani dapat tercapai dengan lebih baik. Selain itu perlunya sarana dan prasarana olahraga diperlukan untuk memperlancar kegiatan belajar-mengajar penjas tersebut. Disini dibutuhkan dan dituntut peran kepala sekolah dan guru-guru terutama guru olahraga di sekolah dalam penyediaan fasilitas sarana dan prasarana olahraga, khususnya olahraga yang ada, yaitu : sepak bola, bola voli, bola basket, bulu tangkis dan lain-lain.
Dengan kata lain kegiatan olahraga tidaklah mungkin berjalan tanpa sarana dan prasarana, seperti halnya lapangan dan perlengkapan yang sesuai akan dapat memperlancar pendidikan jasmani, yang artinya interaksi belajar-mengajar dalam pendidikan jasmani akan berjalan lebih lancar bila sarana dan prasarana mencukupi.
Upaya pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana olahraga di SD memang bukan hal mudah, faktor dana merupakan masalah klasik yang sampai sekarang ini sulit dipecahkan, hal ini dikarenakan subsidi dari pemerintah yang belum mencukupi tentunya, akan tetapi itulah kondisi yang harus kita terima sambil kita terus memperbaiki apa yang telah ada.
Secara umum sekolah-sekolah di negara kita ini masih memiliki sarana dan prasarana yang cukup minim, termasuk sarana dan prasarana olahraga. Banyak dijumpai sekolah-sekolah yang memiliki sarana dan prasarana olahraga yang cukup memprihatinkan. Ada sekolah yang hanya memiliki halaman sekolah yang berukuran kecil, sehingga areal untuk dijadikan sebagai tempat prasarana aktivitas jasmani menjadi kurang. Hal ini tentu akan mengurangi kualitas dan kuantitas pembelajaran dan pendidikan jasmani di sekolah tersebut.
Diperkotaan yang padat penduduknya sekarang ini banyak dibangun sekolah yang mempunyai bangunan permanen dengan areal sempit. Untuk menambah jumlah lokal, bangunan sekolah dibuat bertingkat namun dengan halaman yang sangat terbatas, sehingga tidak mencukupi lagi dipakai untuk lapangan olahraga. Untuk keadaan seperti ini, pihak sekolah harus mengusahakan bagaimana mata pelajaran pendidikan jasmani tetap berjalan dengan seefektif mungkin. Jadi sarana dan prasarana pendidikan jasmani tetap diusahakan keberadaannya, walau dengan ukuran yang terbatas. Untuk cabang olahraga sepak bola dapat digantikan dengan olahraga futsal, karena sepak bola memerlukan lapangan yang sangat besar.
Di sisi lain ada sekolah yang mempunyai halaman yang luas seperti pada sekolah-sekolah yang berada dipinggir kota, namun tidak sanggup untuk membangun prasarana olahraga yang memerlukan dana besar seperti bola basket, futsal, renang, jadi lapangan tersebut hanya dapat dijadikan prasarana olahraga sepak bola, volli dan badminton serta sebagian atletik.
Yang paling ekstrim adalah apabila ada sekolah atau yayasan yang merasa bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani kurang penting (nomor dua) bila dibandingkan dengan pelajaran Matematika, Bahasa Inggris, Kimia dan lain-lain, sehingga kecendrungan guru olah raga dalam melaksanakan proses pembelajaran hanya sekedar memenuhi kewajiban saja.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pelajaran pendidikan jasmani di sekolah-sekolah harus diusahakan berjalan seefektif mungkin, walau dengan banyak keterbatasan, karena pendidikan jasmani merupkan salah satu mata pelajaran pokok dan wajib diajarkan di sekolah-sekolah.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai survei tentang sarana dan prasarana olahraga di SD 1 Pagar Air. Berdasarkan pengamatan penulis selama dilihat disana, kondisi sarana dan prasarana olahraga di SD 1 Pagar Air secara umum adalah masih kurang memenuhi standard. Selain itu, terlihat masih kurang efektifnya pemakaian sarana dan prasarana yang telah ada.
c. Rumusan Masalah
Melihat dari banyaknya identifikasi masalah di atas maka untuk menghindarkan penafsiran yang berbeda-beda, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada hubungan jumlah, kualitas serta status sarana dan prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air.
Dari identifikasi masalah yang ada dapat di rumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana jumlah sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
2. Bagaiman kualitas sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
3. Bagaimana status kepemilikan sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
4. Bagaimana jumlah prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
5. Bagaimana kualitas prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
6. Bagaimana status kepemilikan prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
d. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merupakan sasaran yang ingin di capai oleh seorang peneliti, sesuai dengan latar belakang yang telah penulis kemukakan maka yang menjadi penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui jumlah, kualitas serta status sarana dan prasarana di SD 1 Pagar Air.
e. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi sekolah dapat bermanfaat sebagai masukan untuk memperbaiki dan membenahi sarana dan prasarana olahraga yang terdapat di sekolah.
2. Bagi guru penjas orkes, sebagai acuan dalam meningkatkan mutu pembelajaran penjas orkes di sekolah.
3. Bila diterima penelitian ini diharapkan akan bisa menjadi masukan bagi dunia olahraga khususnya penjas orkes di SD 1 Pagar Air.
f. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana hubungan jumlah kualitas serta status sarana dan prasarana olahraga di SD 1 Pagar Air ?
g. Landasan Teoritis
1. Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
1.1 Sarana Pendidikan Jasmani
Abror Hisyam (1991 : 3) “mengungkapkan dalam situs pdf skripsi sarana dan prasarana yaitu sesuatu yang dapat digunakan dan dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani. Sarana olahraga dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :
1) Peralatan (apparatus)
Peralatan adalah sesuatu yang digunakan, contoh : palang tunggal, palang sejajar, gelang-gelang, kuda-kuda dan lain-lain.
2) Perlengkapan (device)
Sesuatu yang melengkapi prasarana, misalnya : net, bendera untuk tanda, garis batas dan lain-lain.
Sesuatu yang dapat dimainkan atau dimanipulasi dengan tangan atau kaki, misalnya : bola, raket, pemukul dan lain-lain.
Pada prasarana olahraga yang dipakai dalam kegiatan olahraga pada masing-masing cabang olahraga memiliki ukuran yang standard. Akan tetapi apabila olahraga tersebut di pakai sebagai materi pembelajaran pendidikan jasmani, sarana yang digunakan bisa dimodifikasi, disesuaikan dengan kondisi sekolah dan karakteristik siswa.
Didalam pendidikan jasmani, sarana sederhana dapat digunakan untuk pelaksanaan materi pelajaran pendidilan jasmani yang tentunya dalam bentuk permainan, misalnya : bola kasti, bola tenis, potongan bambu dan lain-lain.
1.2 Prasarana Pendidikan Jasmani
Secara umum prasarana berarti segala sesuatu yang merupakan penunjang terselenggaranya suatu proses (usaha atau pembangunan). Dalam olahraga prasarana didefinisikan sebagai sesuatu yang mempermudah atau memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanent. Salah satu sifat tersebut adalah susah dipindahkan.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disebutkan beberapa contoh prasarana olahraga adalah : lapangan tenis, lapangan bola basket, gedung olahraga, lapangan sepak bola, stadion atletik dan lain-lain. Gedung olahraga merupakan prasarana berfungsi serba guna yang secara berganti-ganti dapat digunakan untuk pertandingan beberapa cabang olahraga. Gedung olahraga dapat digunakan sebagai prasarana pertandingan bola voli, prasarana bulu tangkis dan lain-lain.
Sering kali stadion atletik digunakan sebagai prasarana pertandingan sepak bola yang memenuhi syarat pula, contohnya stadion utama harapan bangsa. Semua yang disebutkan di atas adalah contoh-contoh prasarana olahraga yang standar. Tetapi pendidikan jasmani seringkali hanya dilakukan di halaman sekolah atau di sekitar taman. Hal ini bukan karena tidak adanya larangan pendidikan jasmani dilakukan di halaman yang memenuhi standard, tetapi memang kondisi sekolah-sekolah saat sekarang hanya sedikit yang memiliki prasarana olahraga yang standard. Tujuan diadakannya sarana dan prasarana adalah untuk memberikan kemudahan dalam mencapai tujuan pendidikan jasmani dan memungkinkan pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar pendidikan jasmani.
1.3 Ukuran Standar Prasarana Pendidikan Jasmani
Soepartono (2000 : 13), Pada situs tersebut mengungkapkan bahwa “ standar umum prasarana dan olahraga atau kesehatan dapat di jabarkan sebagai berikut :
1. Prasarana olahraga pendidikan jasmani di sekolah untuk Sekolah Dasar lima kelas dan jumlah murid 125-150 murid. Diperlukan area seluas 1.110 M2 untuk prasarana olahraga dan pendidikan jasmani.
2. Prasarana olahraga pendidikan jasmani di sekolah untuk Sekolah Dasar lima kelas dan jumlah murid 125-150 murid. Diperlukan area seluas 8 M2/ untuk parasarana sekolah ditambah 1.500 M2 untuk prasarana olahraga/pendidikan jasmani.
3. Prasarana olahraga/pendidikan jasmani di sekolah untuk tingkat Sekolah Dasar lima kelas dan jumlah murid 125-150 murid. Diperlukan area untuk prasarana sekolah 8 M2/murid ditambah 2000 M2 untuk prasarana olahraga.
Demikian standar prasarana olahraga disekolah, ternyata digunakan standar permurid. Jika jumlah murid sedikit maka lapangan olahraga yang diperlukan relatif lebih kecil di bandingkan dengan sekolah yang muridnya banyak. Ternyata fasilitas lapangan untuk pendidikan jasmani tidak sama dengan fasilitas olahraga untuk cabang-cabang olahraga yang sebenarnya, sehingga dalam pelaksanaanya cabang-cabang olahraga dalam pendidikan jasmani atau dimodifikasi.
1.4 Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Tujuan pemeliharaan atau peralatan dalam kegiatan olahraga adalah untuk menentukan dan meyakinkan bahwa alat-alat dalam keadaaan aman dan memuaskan untuk digunakan kegiatan-kegiatan tersebut (Abror Hisyam, 1991 : 31).
1.5 Prinsip-Prinsip dalam Pemeliharaan
1. Kebijaksanaan dan tata cara memelihara sarana olahraga harus di rencanakan untuk memperpanjang umur peralatan sedemikian rupa sehingga mungkin akan menghasilkan modal lagi yang maksimal.
2. Pemeliharaan hendaknya direncanakan untuk menjamin keselamatan bagi semua orang yang menggunakan alat-alat.
3. Hanya orang-orang yang berhak hendaknya di beri kedudukan sebagai pemimpin, kepala tata usaha.
4. Alat-alat seharusnya diawasi secara periodik untuk memperoleh dan mencapai keselamatan dan kondisi alat-alat.
5. Perbaikan dan pemulihan kembali kondisi peralatan di benarkan apabila alat-alat atau bahan yang diperbaiki atau dibangun dengan biaya yang murah.
6. Menutupi dan melindungi peralatan yang layak akan menolong dan menjamin pemeliharaan secara ekonomis dan aman.
1.6 Cara Penyimpanan dan Pengaturan Sarana dan Prasarana Olahraga
Ada beberapa cara untuk melindungi sarana dan alat olahraga yaitu :
1. Pakaian olahraga dan lainnya hendaknya dilindungi dari air dan kekeringan secepat mungkin karena basah dalam waktu 24 jam dapat menyebabkan lapuk.
2. Alat-alat yang berwarna memerlukan perlakuan penting dalam penyimpanan, karena dalam waktu tidak lama banyak warna alam, persinggungan warna yang berlawanan terutama apabila basah, dapat menyebabkan warna hilang.
3. Bahan dari wool dan tektil yang mengandung wool disarankan tahan ngengat.
4. Mengontrol suhu ruang tempat penyimpanan barang dari pabrik
5. Barang buatan dari pabrik harus dilindungi dari binatang mengerat dan kerusakan yang di sebabkan oleh zat-zat asam yang mengenai barang-barang tersebut.
6. Barang-barang harus dilindungi besi logam untuk mencegah karat.
7. Barang-barang yang berwarna hendaknya disimpan ditempat yang jauh dari sinar matahari.
1.7 Pengawasan dan Klasifikasi Menggunakan Sarana dan Prasarana Pendidikan Jasmani
Pengawasan terhadap sarana prasarana olahraga dilakukan secara terus-menerus selama periode penggunaan alat dalam pelaksanaan kegiatan, selain pengawasan juga perlu dilakukan klasifikasi sebelum dan sesudah penggunaan sarana dan prasarana.
1.8 Sarana dan Prasarana Olahraga di Sekolah
Minimnya sarana dan prasarana olahraga yang ada di Sekolah-sekolah menuntut guru untuk lebih efektif dalam pembelajaran. Guru harus dapat melakukan kegiatan olahraga dengan sarana dan prasarana olahraga yang ada, hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dengan pendekatan modifikasi. Pendekatan modifikasi adalah pendekatan-pendekatan yang didesain dan disesuaikan dengan kondisi kelas yang menekankan pada kegembiraan dan pengayaan.
1. Sarana Olahraga
Sarana adalah segala sesuatu yang digunakan untuk pelaksanaan kegiatan olahraga. Kurangnya sarana yang ada bukan berarti pelaksanaan pembelajaran tidak dapat berjalan, ada beberapa sekolah yang terdapat alat-alat sederhana yang dapat di manfaatkan untuk menunjang pelaksanaan kegiatan olahraga, seperti bola plastic, bola kasti, bola tenis dan lain-lain.
Fasilitas olahraga merupakan kelengkapan-kelengkapan yang harus dipenuhi oleh suatu sekolah untuk keperluan olahraga pendidikan. Jadi penyediaan fasilitas terbuka merupakan dasar kebutuhan pokok dari perencanaan olahraga. Karena olahraga diakui memiliki nilai yang positif. Jika kebutuhan akan fasilitas olahraga ini tidak dipenuhi, kemungkinan anak akan melakukan kegiatan yang menjurus kearah negatif. Demikian Soepartono, (2000 : 9) mengungkapkan dalam situs pdf sarana dan prasarana.
2. Prasarana Olahraga
Prasarana merupakan penunjang yang dapat memperlancar dan mempermudah pelaksanaan pendidikan jasmani dan kesehatan, keterbatasan prasarana yang ada di sekolah sangat menghambat keefektifan pelaksanaan pembelajaran jasmani dan kesehatan. Prasarana tersebut terdiri dari lapangan bola basket, lapangan bola voli, bak lompat jauh, gedung olahraga dan lain-lain.
Segala sesuatu diluar arena yang ikut memperlancar jalannya aktifitas olahraga juga disebut prasarana, yang dapat dipergunakan oleh guru dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani. Untuk dapat melakukan pembelajaran dengan baik dapat digunakan model pembelajaran dengan pendekatan modifikasi.
1.9 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengadaan Sarana dan Prasarana Olahraga di Sekolah
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengadaan sarana dan prasarana yang ada di sekolah yaitu :
1. Kurangnya sarana dan prasarana yang ada, pembelian sarana dan prasarana yang kurang mendapatkan perhatian dari pihak sekolah sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar menjadi terhambat.
2. Keadaan ekonomi sekolah, keadaan ekonomi yang lemah mengakibatkan sulit untuk membeli sarana dan prasarana yang sangat dibutuhkan sekolah, sementara bidang pendidikan yang lain juga membutuhkan dana dalam pelaksanaan belajar mengajar.
3. Jumlah siswa, jumlah yang terlalu banyak tidak sebanding dengan jumlah sarana dan prasarana yang ada sehingga mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan pendidikan jasmani.
h. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Survey. Dengan menggunakan metode tersebut dapat diperoleh informasi aktual tentang fasilitas sarana dan prasarana olahraga yang terdapat diseluruh SD yang menjadi sampel penelitian, dengan demikian metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.
Riduwan (2004 : 49) mengatakan bahwa ”penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang di pelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi dan hubungan antar variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian survei biasanya dilakukan untuk mengambil suatu generalisasi dari pengamatan yang tidak mendalam, tetapi generalisasi yang dilakukan bisa lebih akurat bila digunakan sampel yang representatif.” Oleh sebab itu peneliti menggunakan penelitian deskriptif karena yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendapatkan gambaran nyata tentang : Sarana dan Prasarana Olahraga dalam Pelaksanaanya di Sekolah Dasar Negeri 1 Pagar Air.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian dilakukan di SD 1 Pagar Air.
2. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
3. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2006 : 130), Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah SD yang ada di kecamatan Ingin jaya, yaitu :
Tabel 1. Daftar Nama Sekolah Yang Menjadi Populasi penelitian
No Nama Sekolah
1. SD 1 Pagar Air
2. Sampel
Menurut Arikunto (2006 ; 131) mengemukakan bahwa ”sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”.
Dalam penelitian ini peneliti mengambil 1 (satu) sekolah sebagai sampel penelitian. Sekolah tersebut adalah SD Negeri 1 Pagar Air Kecamatan Ingin Jaya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data adalah komponen terpenting sebagai penentu terhadap berhasil atau tidaknya suatu penelitian. Oleh sebab itu metode pengumpulan data harus dilakukan seteliti dan secermat mungkin.
Menteri P dan K No.0259/1977 mengatakan bahwa data adalah segala fakta dan angka yang dapat dapat dijadikan bahan untuk menyusun suatu informasi ( Arikuto , 2006 : 118 ).
1. Wawancara
Menurut Riduwan (2004 : 74) mengatakan bahwa : ”wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. ”selanjutnya menurut Arikunto ( 2006 : 155 ) bahwa : “Interview sering disebut juga wawancara kuesioner lisan adalah dialog yang dilakukan antara pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara”.
Untuk melakukan interview dengan responden terlebih dahulu peneliti membuat pertanyaan pembimbing atau disebut juga guided interview yang dapat membuat wawancara berjalan dengan lancar dan mengarah pada tujuan penelitian. Arikunto ( 2006 : 156 ) mengatakan bahwa : “Guided interview adalah interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci”.
2. Observasi
Menurut Arikunto ( 2006 : 157), “Observasi adalah pengamatan secara langsung ”. sedangkan menurut Riduwan (2004 : 76), observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.
Dalam hal ini penulis menggunakan metode observasi dengan tujuan untuk melihat secara langsung objek yang diteliti, adapun objek yang di observasi adalah jumlah kualitas serta status sarana dan prasarana olahraga di SD 1 pagar Air.
5. Teknik Pengolahan Data
Pengolahan data penulis gunakan adalah pengolahan data kualitatif yaitu data yang berhubungan kategorisasi, karakteristik atau sifat variabel.
Selanjutnya dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menyusun data, dianalisis, kemudian diinterprestasikan sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang masalah yang dibahas.
2. klasifikasi pemahaman, dengan rumus :
Dimana :
P = Nilai persentase yang diperoleh
F = Frekuensi sampel yang memilih
N = Jumlah sampel seluruhnya.
100% = Nilai tetap
Kemudian untuk menginterprestasikan data persentase hasil penelitian, digunakan norma sebagai berikut (Riduwan, 2004 : 89)
Lebih dari 80% = Sangat lengkap
61 % - 80 % = Lengkap
4l % - 60 % = Cukup
2l % - 40 % = Kurang
0 % - 20 % = Sangat Kurang
6. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Untuk lancarnya penelitian maka peneliti membuat jadwal kegiatan yang akan peneliti tempuh sampai penelitian selesai.
No Kegiatan Jadwal
April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal
2. Perbaikan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Pengurusan Surat Penelitian
5. Penulisan Bab I, II, dan Bab III
6. Pengambilan Data Dilapangan
7. Penyelesaian Bab IV dan V
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta
Soepartono. 2000. Sarana dan Prasarana olahraga pdf skripsi http://digilib.unnes.ac.id/gsdl/collect/skripsi/archives/HASH01a5/29ddfd82.dir/doc.pdf, di Akses 20 April 2010.
Nurhadi (2004). Kurikulum 2004, Grasindo.
Riduwam (2004). Belajar Muda Penelitian, Untuk Guru, Karyawan dan peneliti Pemula. Penerbit Alfabeta.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala. 2007. Pedoman Penulisan Skripsi . Banda Aceh : Darussalam.
Soepartono. (2000). Sarana Dan Prasarana Olahraga. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar.
Blogspot/ Pengembangan Sarana dan Prasarana. Html http://pojokpenjas.blogspot.com/2008/09/pengembangan-sarana-dan-prasarana. di akses 5 Juni 2010.
7. Instrumen Penelitian
Arikunto (2006 : 160) mengemukakan bahwa ”Intrumen penelitian adalah alat atau fasiltas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan mengenai sarana dan prasarana pendidikan jasmani, dilakukan pengumpulan data dengan menggunakan lembar observasi.
Peneliti membuat lembar observasi sedemikian rupa sehingga diharapkan dapat memberikan informasi tentang keadaan sarana dan prasarana pendidikan jasmani di sekolah yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
Observasi
Nama Sekolah :
Nama Kepala Sekolah :
TABEL OBSERVASI SARANA DAN PRASARANA
DI SD NEGERI 1 PAGAR AIR
No. Sarana Jumlah Kualitas Status
Layak Pakai Tidak Layak Pakai
A Cabang Olah Raga Senam
Matras
Peti Loncat
Aula
B Cabang Olah Raga Atletik
Tongkat Estafet
Peluru
Lembing
Cakram
Meteran
Stop Watch
Mistar Lompat Tinggi
Tiang Lompat Tinggi
Bak Lompat
C Cabang Olah Raga Sepak Bola
Lapangan
Bola
Tiang gawang
Peluit
D Cabang Olah Raga Bola Voli
Lapangan
Bola
Tiang net
Net
Peluit
E Cabang Olah Raga Badminton
Lapangan
Bola
Tiang net
Net
Pedoman Wawancara
(Dengan Kepala Sekolah)
Nama Sekolah :
Nama Kepala Sekolah :
1. Bagaimana jumlah sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
2. Bagaiman kualitas sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
3. Bagaimana status kepemilikan sarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
4. Bagaimana jumlah prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
5. Bagaimana kualitas prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
6. Bagaimana status kepemilikan prasarana olahraga yang ada di SD 1 Pagar Air ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
kalau mau komentar,,,
jangan lupa id/imel nya..
TQ